LAPORAN PRAKTIKUM
PEMINTALAN 2
MESIN
DRAWING
Nama :
Aulia Tanjung Kulon
NRP : 12010057
Grup : 2T3
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Hasil
penelitian dengan menggunakan tracer fibre technique yang dilakukan oleh
beberapa peneliti menunjukkan bahwa :
Ø Sebagian
besar dari serat-serat, ujung belakangnya memiliki hook (tekukan) di satu atau
kedua ujungnya.
Ø Hamper
separuh dari serat-serat ,ujung belakangnya mempunyai tekukan-tekukan, sedang
ujung depannya yang mempunyai tekukan hanya merupakan sepermpatnya saja.
Ø Secara
keseluruhannya,derajat kelurusan serat yang merupakan perbandingan antara
panjang serat dalam keadaan tertekuk (extent)dengan panjang serat dalam keadaan
lurus,pada sliver carding ini hanya 50%.
Seperti diketahui dalam proses carding
terdapat 2 gerakkan penting yaitu
carding action (gerakkan penguraian) dan Striping action (gerakkan pengelupasan
atau pemindahan. Yang menggunakan jarum-jarum atau gigi-gigi yang tajam, akibat
adanya pukulan-pukulan dan penarikkan
tersebut, serta sifat elastic dari serat, maka ujung-ujung serat cenderung
untuk membentuk hook (tekukan),sehingga serat yang di hasilkan tidaklah lurus
dan sejajar kearah sumbu sliver.
B.
Identifikasi Masalah
Melihat
semua yang melatar belakangi sliver yang
di hasilkan di mesin carding belum
sesuai maka dapat di tarik permasalahan :
1. Terdapat
hook (tekukan) hasil sliver dari mesin carding sehingga, serat kurang
sejajar pada sliver.
2. Perlu
adanya mesin selanjutnya setelah mesin carding, yang dapat meluruskan dan
mensejajarkan serat agar mudah untuk di twist menjadi benang yaitu mesin
drawing.
3. Pencampuran
serat , untuk saling melengkapi kekurangan serat yang satu dan yang lain. Dalam
kualitas benang dan pemakainnya pada kain.
C.
Maksud dan Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa
di berikan pengetahuan tentang mesin drawing , bagian-bagian apa saja yang ada
di mesin drawing.
2. Mahasiswa
mengetahui hubungan pergerakkan antara bagian, mekanisme kerja serta menghitung
putaran peralatan mesin drawing berdasarkan perbandingan roda gigi ataupun
pulley yang terpasang pada mesin drawing.
3. Melakukan
perhitungan regangan nyata (actual draft) produktivitas,perubahan regangan pada
mesin drawing, melalui pergantian roda gigi.
BAB
II
PEMBAHASAN TEORI
A.
Pengenalan mesin drawing
Proses
selanjutnya setelah mesin carding pada
umumnya di maksudkan untuk meluruskan dan mensejajarkan serat terlebih dahulu
kearah sumbu sliver, sebagai persiapan sebelum serat-serat tersebut akan di
regangkan dan dibuat menjadi benang dimesin pintal.
Fungsi
dari mesin drawing
1. Pensejajaran
serat
Proses pensejajaran serat ini terjadi akiba
dari proses drafting oleh pasangan roller draft,dimana serat-serat mengalami
peregangan dan pelurusan serta migrasi sehingga kondisinya menjadi lebih lurus
dan lebih sejajar.
2. Meratakan
sliver
proses peningkatan kerataan sliver ini
terjadi karena perangkapan 6- 8 untai aliver yang kemudian di regangkan ( 6-8
kali) sehingga terjadi kompensasi (jumlah serat per penampang) diantara
sliver-sliver yang di suapkan tersebut.
3. Pencampuran
Proses pencampuran dilakukan dengan
memvariasikan bahan baku sliver material sesuai dengan perbandingan yang
diingnkan. Sebagai contoh : mencampurkan sliver kapas dengan sliver polyester
(sliver polyester 4 untai dengan sliver kapas 4 untai untuk menghasilkan benang
campuran polyester 1:1).
Dari ketiga tujuan tersebut pelurusan serat
dan perataan dari hasil sangat pentin, dalam peregangan karena akan
mempengaruhi kualitas benang yang di hasilkan dan untuk menghindari kemungkinan
yang akan menyulitkan proses pintal selanjutnya. Maka dari itu pada mesin
drawing saat ini umumnya telah di lengkapi dengan peralatan tembahan untuk
meningkatkan kerataan sliver yang di hasilkan dengan cara mengatur kecepatan
putaran rol pada drafting zone. Apabila materialsliver yang di suapkan memilii
tingkat ketebalan yang tinggi makan putaran middle roll dan front roll akan di
tingkatkan sehingga nilai draft akan meningkat dan begitupula sebaliknya.
Skema
Proses Autoleveler Pada Mesin Drawing
Dalam
pengaturan jarak antara rol,sebelumnya kita harus mengidentifikasi efektif leng
dalam serat, sehingga memudahkan dalam mengatur jarak rol karena jika tidak
akan terjadi penggumpalan atau pun putus pada serat.jika penyetelan terlalu
sempit akan terjadi banyak serat putus atau keriting (cracking fiber) dan jika
terlalu lebar akan terjadi banyak serat yang mengembang diantara dua pasang rol
(floating) sehingga menimbulkan ketidakrataan pada hasil slivernya.Terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi penyetelan jarak antar rol diantaranya yaitu :
1. Panjang
serat yang diolah
Seperti
diketahui setiap serat pada bal-bal kapas memiliki panjang yang bervariasi
sehingga sebelumnya harus melakukan pengujian pada panjang serat,
2. Tebal
dan tipisnya sliver yang diolah
Bila
sliver yang melalui pasangan rol diameternya lebih besar,maka rol atas
mempunyai kecenderungan untuk bergeser naik atau lebih renggang terhadap rol
bawahnya, ini berarti bahwa tekanan pembebanan terhadap serat bertambah besar
serat titik atau garis jepitnya bertambah lebar pula.
3. Proses
sebelumnya
Serat-serat
pada sliver carding hanya mengalami sedikit pelurusan, namun belum bisa di
katakana lurus seperti pada mesin combing.karena itu penyetelan jarak antar rol
pada mesin drawing harus lebih sempit dari proses combing.
4. Sifat
serat yang diolah
Serat
yang kasar dan kaku lebih sulit terkontrolnya pada serat terjadinya penarikan
dari pada serat-serat halus.karena itu untuk serat yang kasar penyetelannya
lebih sempit.
5. Jenis
rol peregang
rol
logam memrlukan penyetelan yang lebih lebar dari pada rol biasanya karena titik
jepitnya bertambah besar, pemilihan rol pun harus di perhatikan agar tidak
terjadinya gaya friksi (gesekkan antara rol atas dan bawah terhadap serat
sehingga terjadi bannyak serat yang putus, atau percikan api, maka dari itu
biasanya rol atas di bedakan dengan rol
bawah, rol atas menggunakan bahan karet dan rol bawah logam atau besi.
Pada
mesin drawing terdapat beberapa peralatan stop motion yang di pasang di daerah
creel mesin drawing yaitu:
a. Wire
stop motion
Apabila
terdeteksi adanya sliver yang putus, maka bagian mesin yang tadinya terpisahkan
oleh sliver akan menjadi bersentuhan sehingga arus listrik akan mengenai wire
stop motion dan mengaktifkan micro switch yang akibatnya mesin akan berhenti beroperasi.
b. Photocell
stop motion
Terdiri
atas projector dan receiver yang di pasang lurus. Apabila terdapat sliver putus
maka ujung sliver yang putus akan jatuh diantara projector dan receiver,
sehingga menghalangi cahaya yang di pancarkan
dari projector yang akibatnya membuat micro switch menjadi aktif dan
menghentikan mesin.
B. Gearing
Diagram Mesin Drawing
Secara
garis besar mesin drawing dapat di bagi ke dalam 3 bagian utama sebagai berikut
:
1.
Bagian penyuapan
Bagian ini terdiri dari
pengantar sliver untuk mengatur pergerakkan sliver, roll penyuap untuk menarik
sliver yang akan disuapkan,sensor untuk mendeteksi sliver putus pada daerah
penyuapan dan sendok penghantar sliver untuk mengantarkan jalannya sliver agar
lebih teratur. Pada daerah ini harus di upayakan sebaik mungkin agar tidak
terjadi draft, sehingga kecepatan permukaan seluruh bagian yang menghantarkan
sliver harus siatur mendekati sama. Sebelum sliver memasuki bagian peregangan,
sliver di lewatkan melalui sliver guide yang harus diatur sedemikian rupa agar
sliver yang berjumlah 6-8 rangkapan dapat saling merapat namun tidak bertumpuk
sehingga dihasilkan sliver drawing dengan tingkat kerataan baik.untuk
memastikan agar sliver yang di suapkan selalu dalam jumlah rangkapan tetap, maka
pada daerah creel dipasang stop motion.jika terjadi putus akan mudah mendteksi
dan akan dilakukan penyambungan oleh operator.
2.
Daerah drafting
Pada daerah drafting atau
peregangan rangkapam sliver di regangkan (di draft) oleh pasangan rol-rol
peregang yang memiliki kecepatan permukaan yang berbeda. Kecepatan permukaan
rol peregangan yang berada di urutan lebih depan selalu lebih cepat di
bandingkan kecepatan permukaan belakangnya.semakin tinggi perbandingan
kecepatan diantara rol-rol tersebut maka akan menghasilkan nilai
peregangan yang lebih besar dan
begitupun sebaliknya.
Daerah peregangan pada mesin
drawing diantaranya yaitu :
a)
Pasangan rol-rol penarik
Penarikkan di rol ini
bertujuan untuk :
ü Serat-serat
di regangkan satu sama lain.
ü Serat-serat
akan bergeser satu sama lain, sehingga sebagian besar dari serat menjadi lurus
dan letaknya sejajar kearah sumbu sliver.
ü Perangkapan
dari 6 atau 8 buah sliver akan menghasilkan sliver yang lebih rata dan percampuran
yang lebih kuat.
Besarnya penarikkan antara
rol depan dan rol belakang kira-kira sama dengan banyaknya rangkapan sliver
yang di suapkan.
b)
Penyetelan jarak antar rol penarik (roller
setting)
Berikut ini contoh
penyetelan jarak rol oleh shirlay institute untuk pengolahan serat kapas dan
J.C Boel
Ø Shirley
institute
-
Daerah peregangan depan
Effective length +
s/d inch
-
Daerah peregangan tengah
Effective length + s/d inch
-
Daerah peregangan belakang
Effective length + s/d
Ø J.C
Boel
-
Daerah peregangan depan
Effective length + 3 mm
-
Daerah peregangan tengah
Effective length + 6 mm
-
Daerah peregangan belakang
-
Effective length + 9 mm
c)
Pembebanan pada rol
Sistem Pembebanan bertujuan untuk memperbesar tekanan rol
atas pada rol bawah sepanjang garis jepit sehingga tidak terjadi slip dan
proses peregangan dapat berjalan dengan sempurna. Besarnya pembebanan
tergantung dari jenis serat, berat bahan yang masuk, dan kecepatan permukaan
rol peregangnya.
Ø Pembebanan terlalu kecil, menyebabkan :
-
Terjadinya slip antara gumpalan serat yang diolah dengan rol-rol
peregang, sehingga draft tidak sempurna.
-
Kecepatan rol bawah dengan rol atas tidak sama.
-
Terjadinya perubahan kedudukan bottom roll dan top roll,
sehingga tidak simetris lagi.
Ø Jika pembebanan terlalu besar dapat menyebabkan :
-
Kecepatan rol bawah dan rol atas tidak sama.
-
Permukaan serat menjadi rusak, bentuk yang tadinya bulat menjadi oval.
-
Serat-serat menjadi lengket dan menempel pada rol draft.
3.
Daerah penampungan
Pada daerah ini terjadi
proses penampungan dari sliver yang telah mengalami proses peregangan. Setelah
keluar dari callander roll,sliver dimasukkan ke coiler melalui terompet dan
coiler tube.sliver yang keluar dari coiler di tampung dalam can yang bertumpu
pada can table yang berputar.
C. Perhitungan
di Mesin Drawing
Pada
mesin drawing terjadi proses drafting yang dilakukan oleh pasangan rol-rol
peregang.proses drafting terjadi karena kecepatan permukaan rol dengan urutan
terdepan lebih tinggi dari pada rol-rol di belakangnya. Total draft adalah
perbandingan kecepatan permukaan rol yang posisinya berada lebih depan dengan
rol-rol yang posisinya berada di belakangnya.besarnya total draft dapat diatur
dengan merubah roda-roda gigi DCW.
Actual Draft (AD)
Actual
Draft adalah besarnya peregangan yang dihitung berdasarkan atas perbandingan
berat bahan yang dikerjakan sebelum dan sesudah keluar dari mesin.
AD =
Mechanical Draft (MD)
Mechanical
draft adalah besarnya peregangan yang dihitung berdasarkan atas perbandingan
antara kecepatan permukaan dari rol pengeluaran dan rol pemasukan.
MD =
Daerah
drafting atau peregangan pada mesin drawing terdiri dari beberapa daerah
sebagai berikut :
Ø Break
Draft ( proses peregangan awal)
Besarnya break draft biasanya berkisar
antara 1,25- 2 tergantung dari kondisi bahan yang diproses.fungsi break draft
adalah untuk membuka rangkapan sliver agar mudah dalam proses peregangan
selanjutnya.apabila break draft terlalu kecil maka sliver yang di hasilkan
menjadi kurang terbuka karena banyak serat-serat yang masih menggumpal,
sebaliknya bila break draft terllau besar sliver yang di hasilkan tidak akan
rata.
Ø Main
Draft
Main draft terjadi antara rol ke dua dan
ro pertama. Pada daerah inilah terjadi proses peregangan yang utama dari sliver
yang di suapkan dimana sliver akan lebih lurus dan lebih sejajar.
Rol atas dibuat dari besi tuang dan
dilapisi dengan kain flannel/kulit/karet sintesis.pada umumnya diameter rol
atas sedikit lebih besar dari pada diameter rol bawah.
Rol bawah dibuat dari baja yang di
keraskan pada seluruh permukaannya dan berlalur halus pada bagian tempat
jalannya serat-serat.kedalaman alur berkisar antara 0.03 – 0,04 inch dan jarak
dari alur-alur tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga garis titik jepit
terhadap rol atas tidak selalu pada tempat yang sama.
BAB
III
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
A. Skema
mesin proses mesin drawing
Keterangan
:
1. Sliver Carding 8.
Front Roll
2. Creel 9.
Guide Flat
3. Sensor 10.
Terompet
4. Flat (Condenser) 11.
Calender Roll
5. Back Roll 12.
Coiler
6. Middle Roll 13.
Sliver Drawing
7. Rol Penahan
B.
|
|
|
||||||||
|
||||||||
|
||||||||
|
||||||||
Ditanyakan M Draft jika na= 1
MDA-B = = = =
nB = nA x x =
1x6 =
maka arah harus diputar dari B A
|
Perhitungan
Ø Total
Draft (TD) = = x
TD
= 3,95 X
Ø Middle
Draft (MD) = =
MD
=
Ø Break
Draft = = x
=
Gearing Diagram Mesin Rieter
C. Data
Perhitungan Mesin Drawing
Diketahui :
·
Ne 1 = 0,190
·
Rpm Pulley = 140
·
Panjang = 133 = 0,158
·
Bak Kosong = 1,1795
·
Bak kosong +isi = 2,1200
·
Bak isi = Bak isi+ kosong – Bak Kosong =
2,1200 – 1,1795 = 0,9405 lbs
·
Ne
1 carding = 0,0086 lbs
Ditanyakan :
1. Ne
1 drawing ?
2. Ne1
no carding?
3. Actual
Draft ?
4. Produksi
Teoritis ?
5. Produksi
nyata
6. Efesiensi
?
Jawaban :
1. Ne
1 drawing = =0,1679 = 0,168
2. Ne
1 no carding = hank / 0,0086 lbs = 0,1384 hank/lbs
3. Actual
Draft = x
rangkapan = x
6 =4,93
V delivery = 200 m/s
4. Prod.
Teoritis = =1,9 lbs / menit.
5. Prod.Nyata =0,9405 lbs/menit.
6. Efesiensi = x
100 % = 49,5 %
Jadi effesiensi yang di lakukan mesin
drawing kami pada saat praktikum yaitu : 49,5 %.
BAB
IV
PENUTUP
1. DISKUSI
A. Pengenalan
mesin drawing
Pada pengenalan mesin drawing ini kami di
ajak untuk melihat mesin drawing ke tempat praktikum, dengan
berkelompok,melihat bagaimana mekanisme kerja mesin drawing, dan bagian-bagian
penting di dalam mesin drawing,pada saat melakukan proses di mesin drawing
terdapat kendala-kendala pada saat
proses seperti :
ü Putusnya
sliver pada saat penyuapan sehingga mematikan mesin karena di tempat penyuapan
terdapat stop motion yang dapat mendeteksi putusnya sliver,dan sliver di
sambung secara manual.
Prinsipnya seperti ini :
ü Ketika
sudah masuk autoleveler dan membentuk kotak panjang,kemudian tidak sengaja ter
tekan sehingga menimbulkan lapping di rol.
ü Terjadi
penggumpalan ketika di roll sehingga harus di atur ulang secara manual
ü Tidak
berjalannya mesin hongda,jadi hanya melihat secara spesifikasi tapi intinya
prinsipnya sama dengan mesin rieter namun, mesin rieter di lengkapi dengan
alat-alat yang lebih canggih lagi dalam sistemnya.
B. Gearing
diagram
Pada praktikum mengetahui gering diagram
di setiap mesin,kami di bagi atas dua kelompok yang satu melihat gearing
diagram hongda dan ynag satu kelompok melihat mesin rieter, kelompok saya
mendapatkan mesin hogda,pengamatan pada mesin hongda cukup sulit karena
mesinnya tidak bisa berjalan lagi, dan kami hanya menebak-nebak arah putaran
pada mesin hongda dengan sebuah literature gearing diagram hongda,untuk lebih
menjelaskan lagi seperti apa gearing diagramnya.terdapat banyak kesalahan pada
saat pengamatan diantaranya yaitu :
ü Kesalahan
pada saat menebak jalannya pully di mesin.
ü Tidak
terlihatnya pully yang tertutup oleh kerangka mesin sehingga menyulitkan pada
saat pengamatan.
ü Kesalahan
pada saat menggambar, jalannya berbeda dengan literature yang di dalam
lab,sehingga harus mengulang kembali menggambar.
C. Perhitungan
di Mesin Drawing
Pada praktikum ini kami menggunakan mesin
rieter untuk melakukan perhitungan, melihat proses berjalannya mesin,
menghitung kecepatan mesin,karena disini kami hanya menjalankan mesin secara
perlahan atau slow,sehingga perlu perhitungan kembali kecepatan mesin dengan
menggunakan tacho meter yang di tempelkan pada pulley mesin.terdapat kendala
pada mesin drawing yang kami jalankan diantaranya yaitu :
ü Terjadi
putus pada sliver, yang mejadikan kami untuk bisa menyambung sliver yang putus.
ü Terdapat
penyilangan pada saat di tempat pemisahan sliver yang satu dengan yang lain,
sehingga kami harus lebih teliti dengan kelurusan sliver agar tidak menghambat
proses.
ü Terjadi
lapping pada sliver yang di suapkan ke rol, sehingga kami harus melakukan
perbaikan secara manual, lapping ini terjadi beberapa kali.sehingga menghambat
proses.
ü Tidak
keluarnya sliver ke coiler karena pada saat memasukkan sliver ke terompet tidak
masuk,atau terlalu besar slivernya.
ü Pada
saat melakukan pengukuran panjang,ketika proses pemutarannya sliver terjadi
putus beberapa kali jadi menyulitkan kami pada saat menghitung satu putaran
penuhnya.
Hambatan-hamatan di atas tidak hanya terjadi
di kelompok kami, tetapi di kelompok yang lain.
2.
KESIMPULAN
A. Pengenalan
Mesin Drawing
Pada praktikum ini kami dapat menyimpukan
dinataranya yaitu :
·
Mesin drawing mengalami inovasi baru pada
mesin rieter dengan adanya stop motion dan pebebanan per di atas rol untuk
kerataan sliver.
·
Untuk tidak menghambat pada saat di
rol,serat/ sliver haruslah di uji dulu efektive lengnya untuk mengatur jarak
anta rol agar tidak terjadi penggumpalan maupun putus pada serat.
·
Untuk melakukan perangkapan perbandingan
antara slivernya haruslah sama, dan jika terdapat 6 cam maka regangannya
terjadi 6 kali, agar kualitas sliver akan baik.
·
Kualitas sliver yang baik, harus minimal
mengalami 2 kali proses drawing agar meratakan kedua ujung slivernya.dan akan
memperbaiki kualitas benang yang di hasilkan
·
Pada prinsipnya mesin drawing hongda dan
rieter sama, akan tetapi di mesin rieter terdapat inovasi, pada system
pembebanannya.kemudian terdapat autoleveler untuk mensejajarkan dan mengatur
sliver pada saat masuk ke rol.
B. Gearing
Diagram Mesin drawing
Pada saat Praktikum kami dapat menyimpukan,diantaranya
:
·
Pengamatan mesin drawing haruslah teliti,
karena setiap prosesnya merupakan komponen terpenting dalam proses pensejajaran
serat.
·
Menggambar gearing mesin drawing untuk
menentukan berapa kecepatan atau Rpm yang di hasilkan mesin.padawaktu proses.
·
Gearing mesin drawing rieter dan gearing
mesin hongdo sangatlah berbeda, di lihat dari banyaknya pully dan prosesnya.
·
Pengamatan gering diagram dari mulai
penyuapan-drafting-dan hasil atau penampungan.
C. Perhitungan
Mesin Drawing
Pada saat praktikum kami dapat
menyimpukan diantaranya :
·
Hasil dari praktikum kami efesiensi mesin
drawingnya 49,5 %.
prod. teoritis =1,9 lbs / menit. Dan
Prod.Nyata = 0,9405 lbs/menit.
Ini di sebabkan karena pada saat proses
praktikum, terdapat sliver yang putus pada prosesdan terjadi lapping di rol
beberapa kali sehingga mengurangi hasil yang di harapkan pada saat proses.
BAB
V
DAFTAR
PUSTAKA
1. Teknologi
pemintalan 1,ITT 1973, parwito dkk.
2. Modul
Praktikum Pemintalan Bagian Mesin Drawing.
3. Buku
catatan
4. Literatur
Mesin Drawing Rieter dan Hongdo
Mas postingan ini masih ada file nya gk?
BalasHapusKepada Yth.
BalasHapusBagian Ekspor - Import & Domestics
Dengan Hormat,
Perkenalkan kami dari importundername.com PT.MEGATON SAMUDERA ASIA International Freight Forwarding, melayani pengirimam dengan pembelian EX WORKS, FOB, C&F, CIF, dari seluruh Negara dan service yang kami tawarkan sebagai berikut :
Ø Sea and Air Cargo Service
Ø Customs Clearance Service
Ø International Courier Services
Ø Jasa Import Door To Door
Ø Import Borongan Mesin Bekas
Ø Undername Import KUOTA SPI Biji Plastik
Ø Undername Import KUOTA SPI Besi & Baja
Ø Borongan ( All-In )
Ø Undername (Penyewaan Consegnee)
Demikianlah Penawaran Jasa ini kami ajukan Kepada Perusahan yang Bpak/Ibu Pinpin Semoga terjalin kerjasama dengan Baik Untuk yang akan datang, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
PT.MEGATON SAMUDERA ASIA Jasa Forwarder Import , Jasa Import Door to Door dan sewa Undername Perusahaan
Gedung Pembina Graha Lt. 02 Room. 221
Jl.D.I Penjaitan No.45 Rawa Bunga Jakarta 13350
Contact :
Tlp : +62 21 – 8591 7799
Fax : +62 21 – 2232 6705
Web : www.importundername.com
Web : www.msalogistics.co.id
Web : www.undernameimport.com
Web : www.profesionalcustoms.com
BP. ZAIN
Hp.Wa 08124888854
Hp.Wa 08122223856
Saya menjual Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.
BalasHapusOli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.
Untuk informasi lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
WA:0813-1084-9918
Terima kasih