cerpen


                                  Bunga di musim semi

Aku berjalan menyusuri taman, angin bertiup kencang dan daun-daun kering terbang bebas. begitu sepi hari itu hanya terdengar gesekkan ranting yang kudengar aku duduk di antara hamparan rumput yang hijau  sejuk rasanya aku tak pernah merasa selepas ini,terkadang aku berpikir ingin seperti burung yang terbang bebas tanpa arah,seperti kupu-kupu yang cantik,namun aku teringat akan vivi  dia sahabatku sejak kecil sudah 5 tahun aku tak bertemu dengannya, yang aku sesali kata-kata kasar yang terakhir aku ucapkan padanya,aku tak bermaksud berkata seperti itu  karena pada saat itu pikiranku sangat kacau,hatiku sangat remuk seperti gelas yang jatuh kemudian terlindas buldoser hingga tak tersisa lagi semuanya, keluarga yang ku cintai kini telah berpisah,ini bermula dari ibuku yang ketahuan selingkuh oleh ayahku,kemudian ayahku menceraikan ibuku, namun naas setelah dua hari bercerai dari ibuku ayahku meninggal tertabrak mobil,aku tak bisa memafkan ibuku hingga saat ini, aku mencoba tuk menyusul ayahku ke surga aku coba tuk menyayat tanganku, memukul kepalaku hingga aku coba untuk menjatuhkan diri dari ketinggian namun bukannya aku mati tapi malah ibuku sendiri memasukkanku kedalam rumah sakit jiwa,dari saat itu orang takut berteman denganku,bahkan tak ada yang mau berteman denganku,”aku tidak gila”,itu kata-kata yang selalu aku ucapkan, tak ada yang percaya dengnku, aku menangis dan terus menangis,sampai air mata ini tak bisa lagi ku keluarkan,ibuku terlalu serakah ibuku mengambil semua sampai tak tersisa lagi harta peninggalan ayahku,aku benci-benci sekali dengan keadaan ini, aku tak bisa berbuat apa-apa tak ada yang mempercayaiku,sampai pada saat musim semi tiba aku di masukkan ke pantiasuhan aku tak tahu apalagi motif ibuku hingga tega memasukkanku kedalam panti asuhan,aku sendirian tapi satu hal yang aku suka dari panti asuhan ini, meraka memiliki taman yang sangat indah, yah di taman ini aku merasa senang,tiba-tiba ada yang berjalan menujuku dia menepuk bahuku,aku tak mengenalnya,
” hai.. !,anak perempuan itu memulai perbincangan denganku,aku hanya tersenyum,kemudian dia mulai duduk di sampingku
”kenapa kamu duduk sendirian disini?”, aku bingung harus berkata apa setelah 3 tahun aku disini baru ada orang yang mau berbicara denganku dan dia tidak takut sama sekali kepadaku tidak seperti anak-anak panti asuhan yanglainnya mereka takut kepadaku karena aku mantan pasien rumah sakit jiwa,aku hanya tersenyum,dia pun membalas senyumanku,
”tamannya indah yah?”, aku mengaggukkan kepala,
”kenapa kamu tidak berbicara,apa kamu tidak mau berteman denganku?”,aku kaget dan heran baru ada orang yang mau berteman denganku selain temanku vivi,apa dia vivi aku tak tahu, namun aku sudah lama tak bertemu dengannya,
” namaku tere salam kenal”,dengan melambaikan tangannya,dia begitu saja memperkenalkan dirinya padaku,aku mulai tersenyum lebar,
 “aku xesta,baru kali ini aku berbicara dengan orang yang tak aku kenal”,jawabku, “akhirnya kamu bicara juga,hehe lega rasanya maaf aku kira kamu bisu,karena sejak tadi kamu hanya menjawab pertanyaanku dengan tersenyum”,menoleh kea rah ku,aku tersenyum lagi, dia malah tertawa,
” kenapa kamu sangat suka sekali tersenyum?”,dengan tatapan yang sangat heran.
”aku tak pandai berkata-kata maaf”.aku mulai menjawab lagi pertanyaannya,”aku baru melihatmu?”, “iyah aku baru pindah ke panti asuhan ini”,dia menundukkan wajahnya,aku mulai kaget,
” kenapa kamu pindah ke panti asuhan?”,aku merasa sangat heran,
”ceritanya sangat panjang namun pada intinya kedua orangtuaku meninggal dalam kecelakaan kereta api, tere menangis ,
“owh maafkan aku”,jawabku kaget,aku takut menyakiti perasaannya.
” tak apa ini sudah suratan dari tuhan,kalau kamu kenapa masuk ke panti asuhan ini?”,aku hanya terdiam,tiba-tiba dari arah panti asuhan ada yang berteriak memanggil xesta.
”xesta…,teriak ibu panti asuhan. aku pun berlari dan menghampirinya,”ibumu datang..,dia mencarimu”,kata ibu panti,aku berjalan menuju ke tempat ruang tunggu tamu,aku hanya duduk dan terdiam,
”xesta..,bagaimana kabarmu nak?”,aku benci melihat ibuku,aku hanya diam aku tak tahu apa maksud ibuku menemuiku.
”xesta..,apa kamu tak tahu dimana ayahmu menyimpan surat rumah kita?”,dengan erat menggenggam tangan xesta.
aku sudah menduga dari awal pasti ada yang tidak beres dengan ibuku,dia tak pernah menjengukku selama ini bahka ibuku menyuruh oranglain ketika memasukkanku ke panti asuhan ini, aku hanya diam,aku tak berkata sepatah katapun, ibuku terus mendesak,namun aku tetap diam sampai ibuku menggoyang-goyangkan bahuku,
”dimana kamu menyimpan surat rumah itu,katakana pada ibu?”, aku hanya diam aku teriak dan aku berlari kearah kamarku ibuku coba untuk mengejarku namun dicegah oleh ibu panti asuhan,aku hanya menangis-menangis dan terus menangis,ibu panti asuhan menyuruh ibuku untuk pergi dan datang di lain kali, ibu pantiasuhan sangat menghawatirkan jiwaku yang baru sembuh,ibuku pun pulang dengan rasa marahnya,dia masih bisa berakting berlagak bahwa kenapa anaknya tak mau mengakui dirinya sebagai ibunya,sungguh aku salut dengan akting ibu, setelah mulai menghilang, ibu panti asuhan masuk ke kamar xesta,
” xesta kamu kenapa?”, sudah tak perlu di pikirkan nak.., ibu panti asuhan memelukku dengan hangat,aku mulai merasa tenang,aku takkan pernah menjual rumah yang penuh kenangan itu aku kubur dalam-dalam surat rumah itu di depan pohon apel di depan rumahku, tak ada yang tahu hanya aku dan tuhan yang tahu semua itu,aku tersenyum senang,perkataanku tak akan ada yang mempercayainya,bahkan ibuku sendiri tak tahu bahwa aku tak gila,
”apa kamu mau makan?”, akan ibu ambilkan makan ke kamarmu,”kau harus makan yah?” ibu panti asuhan pergi ke dapur tak lama kemudian ia membawa makanan,di taruhnya makanan itu di atas meja, “kau harus makan yah?”,ibu mau pergi dulu”,ibu panti asuhan pun pergi meninggalkan xesta sendiri di kamarnya,setelah ibu panti asuhan itu pergi aku menatap makanan itu tak dapat menyangkal aku merasa sangat lapar,perutku mulai berdendang,aku harus tetap hidup, aku harus menyelamatkan rumah itu,aku mulai memakan sedikit-demi sedikit makanan di atas meja hingga semuanya habis  aku lahap,kenyang rasanya,aku baru sadar aku meninggalkan temanku di taman,mungkin dia sudah pergi,kataku dalam hati,aku mengeceknya ke taman,iyah ternyata tebakanku tidak meleset dia sudah pergi,namun ada surat yang tertinggal aku membacanya,
Dear: Xesta
        Senang rasanya aku memiliki teman baru sepertimu, semoga kita dapat bertemu kembali di sini
        Salam hangat

                                                                                                                           Temanmu
                                                                                                                               Tere

Aku hanya tersenyum membaca surat dari tere teman baruku,baru pertama kalinya aku mendapatkan surat dari teman seorang perempuan,lucu rasanya,agak aneh namun tidak tahu kenapa aku merasa sangat senang sekali, aku lipat kembali surat itu aku bawa ke kamarku,tak berhenti-hentinya aku membaca surat itu,sampai aku ketahuan oleh ibu panti asuhan,
”wahh..xesta kamu lagi senang yah?”coba ibu lihat kamu pegang apa”,aku malu,ibu panti asuhan langsung mengambil surat itu dariku,
”wah..,ini surat dari tere yah?”,hem sayang sekali hari ini dia dibawa pulang oleh paman dan bibinya”,menatap xesta.aku kaget,aku tak tahu harus merasa senang atau sedih,namun aku hanya bisa diam,jangan sedih seperti itu,
”nanti  dia pasti akan mengunjungimu xesta..,dia juga menitipkan salam untukmu”,ibu panti asuhan muali memberikan penjelasan.aku tersenyum,hari mulai gelap bintang-bintang bersinar sangat terang,aku tertidur dan hanyut dalam mimpiku,aku mimpi buruk aku di paksa oleh  ibuku untuk mencari surat rumah itu,
” aku tidak mau……………..!”, aku berteriak sampai aku terbangun dalam tidurku, ibu panti asuhan menghampiriku.
”apa yang terjadi xesta?”,dengan wajah gelisah. aku hanya menangis.., anak-anak panti asuhan melihat ke arahku,mereka mulai merasa iba melihatku, mereka mencoba untuk menghiburku, mereka membawakan selimut untukku, aku tersenyum,
” hei..,xesta jangan menangis,anak laki-laki tidak baik menangis..”,kata-kata yang keluar dari salah satu anak panti asuhan yang 5 tahun lebih muda dariku, umurku baru akan menginjak 17 tahun, itu umur dimana orang-orang akan dan telah mengenal rasa menyayangi, pergaulan,memiliki banyak teman,bersekolah,bermain, tapi aku hanya bisa menangis dan tersenyum,”beberapa bulan lagi aku ulang tahun,bahkan ibuku yang melahirkanku saja tidak tahu ulang tahunku, hanya ayah yang selalu menyempatkan waktunya untukku,aku tak tahu mengapa sejak dari dulu ibuku sangat membenciku,aku hanya mendengar dari mulut ibuku bahwa aku anak yang tak berguna,anak pembawa sial karena aku adikku meninggal,dia tenggelam ketika aku mengajaknya naik perahu ke danau di dekat rumahku,aku tak begitu mengerti karena ketika adikku meninggal aku baru berumur 3 tahun dan adikku 2 tahun, dari mulai saat itu ibuku sangat membenciku,ibuku mulai tak menentu kadang dia baik namun terkadang dia sangat jahat bahkan dia ingin sekali membunuhku,ketika ibuku mencoba membunuhku dengan tangannya,tangan ibu bergetar ibu menangis tersedu-sedu,aku hanya bisa diam bahkan aku tak bisa berteriak,aku takut tapi aku kasihan kepada ibu,aku bingung apa aku harus mati agar ibuku bahagia,apa aku harus mengakhiri hidupku,aku tak tahu apa yang harus aku lakukan aku hanya diam dan diam,jika aku mengingat hal itu air mataku tak bisa berhenti untuk mengalir,andai saja aku tak pernah melakukan hal itu,andai saja aku dapat mengulang waktu,aku tak akan mengajaknya ke danau,mungkin adikku tak meninggal keluargaku akan utuh,ayah tak akan meninggal”  ucapku kepada ibu panti asuhan,
“tak ada yang perlu kamu sesalkan xesta ini sudah takdir yang harus kamu terima nak..,tak perlu ada yang kamu sesali,cepat kamu tidur kembali, ibu akan matikan lampunya”,mencoba menenangkan.
malam ini terasa sepi dan lebih dingin dari malam sebelumnya aku teringat lagi kisah hidupku 13 tahun yang lalu,aku mulai menutup mataku aku selalu berdoa semoga hari esok lebih baik dari hari ini dan semoga ibuku akan selalu menyayangiku, amin..,
Embun pagi menyapa sang surya,sinarnya terasa hangat,aku rentangkan tanganku menuju cahayanya,senang rasanya bisa melihat kicauan burung menyanyi dengan indah,angin yang berhembus menambah segarnya pagi ini,aku begitu menikmatinya, namun aku teringat akan teman baruku tere bagaimana kabarnya yah,hemh..apa yang aku pikirkan,aku terbangun dalam lamunanku,aku merasa lapar perutku mulai bersuara,anak-anak panti asuhan tertawa semua mereka mentertawakanku mereka merasa senang aku hanya tersipu malu,aku langsung ke dapur ku ambil beberapa buah roti dan buah-buahan segar yang diambil langsung dari kebun milik panti asuhan,ku lahap sedikit demi sedikit makanan yang tadi aku ambil,tiba-tiba ada seseorang yang menghampiriku dia menutup mataku,aku merasa aneh,aku hanya bertanya dalam hati siapa dia?,apa aku mengenalnya?,kemudian orang itu berbicara,
” heeiiiii…,apa kamu ingat denganku?”,kata tere. aku bingung jadi aku hanya diam tak mengatakan sepatah katapun,kamu tak pernah berubah selalu diam jika ada yang bertanya, kemudian dia membuka tangannya dan dia tersenyum kepadaku,tere aku mulai kaget karena sudah 1 minggu dia meninggalkan panti asuhan dan tak pernah memberitahu kabarnya,padahal aku selalu menunggunya untuk mengirimkan surat untukku,aneh rasanya kenapa aku merasa sangat senang,dan bahagia,
”tere..!”,teriak ibu panti asuhan yang mulai mendekati kami,
”ibu…!”,jawab tere dengan wajah kaget,mereka saling berpelukkan.
”apa kabarmu tere?”,xesta selalu menanyakan dirimu”,ibu panti sahuan mulai menggoda xesta.aku malu ketika ibu panti asuhan mengatakan hal itu.
”baik bu..,bagaimana dengan keadaan ibu?”,tere bertanya sebaliknya,dan mulai mencairkan suasana.
”ibu juga baik..,kamu kesini dengan siapa,mana paman dan bibimu?”,Tanya ibu panti asuhan heran.
“aku kesini hanya sendirian,paman dan bibi mereka sedang bekerja”,jawab tere,dengan tersenyum,
“iyah sudah ibu tinggalkan kalian berdua disini,ibu mau ke dapur dulu”,ibu panti asuhan mulai meninggalkan tere dn xesta berdua.
“iyah bu..”,aku hanya diam aku  sangat malu,tapi tere mencoba untuk menggodaku dia tersenyum,
”wah ternyata ada juga yang merindukanku..”,tere menggoda xesta, aku hanya diam aku tak bisa berbicara.
”lihat wajahmu memerah..,kamu malu?”,hemh..,haha..”,tere menggoda xesta yang sejak dari tadi hanya terdiam,tere malah tertawa aku mulai canggung dengannya,tere membawa sebuah kotak aku tak tahu apa yang dia bawa,tiba-tiba dia memberikan kotak itu kepadaku.
“ini untukmu..,bukalah..”,tere mendesak,akhirnya ku buka kotak itu ternyata itu sebuah baju hangat tere merajutnya untukku,apakah ini mimpi,apakah aku sedang tertidur,itu kata yang selalu terlintas dalam otakku,semoga ini bukan mimpi harapku.
“apa kamu tidak suka?”,tere bertanya kepadaku dan menghamburkan lamunanku.
“tidak aku sangat suka,terimakasih..”,jawab xesta kaget,tere tersenyum kepadaku aku pun tersenyum kepadanya,tak lama kemudian tere berpamitan kepadaku dia harus pergi untuk pulang dan dia berjanji akan menjengukku lagi,aku merasa senang,perlahan demi perlahan sampai tak terlihat tere sudah pergi aku bingung perasaanku terasa aneh aku merasa senang tapi aku merasa sedih juga karena aku tak  bisa melihatnya,apa aku menyukainya?, tapi aku merasa dialah bunga di musim semi, yang bisa membuatku merasakan kehidupan yang tak menentu..,senang rasanya aku bisa menemukan wanita dambaan hatiku semuanya terasa menyenangkan untukku,semoga memang benar dialah wanita yang tuhan kirimkan untukku aku terus berharap seperti itu,terasa bosan untukku aku terus menghabiskan hari-hariku di dalam panti asuhan, aku meminta izin untuk pergi keluar  kepada ibu panti asuhan,awalnya ibu panti asuhan tidak mengizinkannku untuk pergi namun pada akhirny ibu panti asuhan mengizinkanku untuk pergi jalan-jalan keluar, aku muali berjalan menyusuri jalan trotoar,aku bingung akan pergi kemana jadi aku terus berjalan menelusuri jalan trotoar aku berpikir untuk mengunjungi rumahku, aku berharap semoga kali ini tidak ada ibu di rumah,benar dugaanku tak ada siapa-siapa di rumahku tetanggaku mengatakan ibuku pergi dengan seorang laki-laki itu pasti selingkuhan ibu pikirku,aku mulai membuka pintu pagar rumahku,aku melihat kenangan masalaluku dengan keluargaku terlintas jelas di hadapanku,ayunan,perosotan,dan taman yang penuh bunga,sekarang kering tak pernah di rawat,ayunan yang putus,tak ada yang memperdulikan hal itu lagi,bahkan rumahku penuh dengan rerumputan liar dan tanaman yang merambat menambah kotor rumahku,untung aku memiliki kunci cadangan rumahku aku buka pintu rumahku,dalam rumah ini masih seperti dulu tak ada yang berubah,ibu tak pernah merubah suasana rumahku,sejak meninggalnya adikku,rumah itu di biarkan seperti itu,hanya sering di bersihkan,namun kali ini rumahku penuh dengan debu,kotor sekali, aku berpikir untuk membersihkan rumahku,aku membersihkan rumahku dari debu,aku bersihkan semua sudut di rumahku,bahkan aku membersihkan halaman dari rumput liar aku mulai kelelahan,aku masuk rumah aku tak menyadari jika aku tertidur di dalam rumah,tiba-tiba terdengar suara seseorang masuk ke rumah,dia sepertinya tidak sendiri,benar saja dia ibuku dengan selingkuhannya,mereka melakukan hal yang tidak senonoh,aku benci melihat ini namun aku hanya bisa diam, aku takut ibuku tahu aku datang ke rumah ini dan akan memaksaku untuk memberikannya surat rumah,aku terdiam dan menangis,aku hanya berharap semoga ibuku tak masuk ke kamarku, ku coba untuk menutup mataku dan mulai tertidur,untung ibu tak ke kamarku,sepertinya si bajingan itu malam ini tidur dengan ibuku, aku sudah merasa ibuku sudah seperti pelacur,setiap hari ibu bergunta-ganti teman laki-laki,aku muak melihat ini ingin rasanya aku marah berteriak,dan menghajar semua teman laki-laki ibu,tapi aku tak bisa berbuat apa-apa,aku tak punya keberanian untuk melakukan itu semua,lemahnya diriku aku ini seorang laki-laki kenapa aku hanya bisa diam,bodohnya diriku ini aku terus menyesali semua ini,andai ayah masih hidup,andai semua tak begini,aku terbangun dalam tidurku,aku harus pulang ke panti asuhan itu,pasti ibu panti asuhan menghawatirkanku,aku coba untuk mengendap-endap turun dari tangga rumah dan keluar dari rumah,hemh..sejenak aku menghela napasku untung ibuku tak terbangun,aku berjalan dan berlari sejauh mungkin dari rumahku,aku terlalu lelah kemudian aku menaiki mobi angkutan umum, untung masih ada angkutan umum kataku,ketika aku turun dari mobil terlihat seorang perempuan duduk di teras panti asuhan,ternyata dia ibu panti asuhan yang sejak tadi menungguku pulang.
“xesta…,kamu kemana saja nak,ibu menghawatirkanmu”,dengan wajah cemas ibu panti asuhanmenghampiri xesta,aku merasa sedih baru kali ini aku merasakan rasa kasih sayang seorang ibu yang sejak lama aku impikan walau rasa kasih sayang itu aku dapat darri ibu panti asuhan,
”ayo..kita masuk nak, di luar cuacanya dingin”,kata ibu panti asuhan yang merangkul xesta,kami mulai masuk ke dalam kali ini aku merasa senang hari ini aku bisa pergi ke rumahku,ku tutup jendela kamarku dan berdoa semoga ibuku sehat selalu dan dia bisa menyayangiku amin..,doa yang sama yang terus ku panjatkan sebelum tidur.
Ibu jatuh miskin semua harta peninggalan ayah sudah ibu jual bahkan perushaan milik ayah terancam bangkrut,sekarang semua teman laki-laki ibu pun satu persatu meninggalkan ibu,mereka dari awal hanya mengincar harta ibu,setelah sekarang bangkrut semuanya menghilang,namun bertambah parah ibu sering mabuk-mabukan setiap harinya,para tetangga sangat menghawatirkan hal ini,mereka sesekali bertamu ke rumah hanya untuk mengetahui keadaan ibu,namun ibu malah mengusir mereka,ibu caci maki mereka dengan kata-kata yang kasar,hari ini tak biasanya aku ingin sekali membaca Koran,untung ibu panti asuhan mau membelikannya untukku,ketika aku membaca Koran aku sangat kaget vivi masuk Koran,dia masuk Koran setelah dia menulis novel,yang membludak di pasaran,bahkan tidak hanya di Koran pagi ini juga dia akan masuk tv dalam siaran langsung orang-orang berbakat,aku sangat senang dan bangga memiliki sahabat seperti dia,novelnya laris manis dipasaran,aku dan anak panti lainnya antusias melihat siaran langsung orang-orang berbakat,kami bersama-sama menonton siaran langsung itu,tapi tiba-tiba dalm perbincangannya vivi menyebutkan namaku,sebagai inspirasinyaa dalam membuat novel,dia menceritakan kisahku di dalam novelnya,aku kaget dia berkata seperti itu,anak-anak panti asuhan semuanya menatapku heran,aku langsung lari ke kamar,ibu panti asuhan mengejarku dia bertanya apa aku mengenalnya,apa orang yang di sebutkannya adalah aku,aku hanya terdiam,ibu panti asuhan tidak mendesakku dia meninggalkanku sendiri di dalam kamarku,aku heran kenapa vivi mengatakan itu setelah sekian lama aku tak bertemu dengannya dia malah berkata seperti itu,aku tak memperdulikan hal itu,aku habiskan seharian ini di kamar sampai aku tertidur kembali.
Keesokan harinya tak biasanya di luar panti asuhan sangat ramai apa yang terjadi pikirku,apa ada anak panti asuhan yang baru,kenapa seramai ini aku mencoba untuk mencari tahu apa yang terjadi aku berjalan menuju ke luar panti asuhan ada dua mobil abk terbuka membawa banyak bahan makanan dan pakaian diantara orang-orang itu ada vivi, vivi langsung menghampiriku,
”xesta….”,dia langsung memelukku aku bingung dengan hal ini,tapi vivi meminta maaf padaku,
”apa yang terjadi padamu xesta?”,kenapa kamu tak bilang jika kamu di pindahkan ke panti asuhan?”,dengan wajah heran vivi menatap xesta,
”aku tak mau merepotkanmu vivi”,jawabku singkat.
“ kamu tidak perlu sungkan dengan hal ini,aku sumbangkan semua penghasilan novel ini untuk panti asuhan disini,maaf aku tak bilang dahulu kepadamu untuk menggunakan kisahmu dalam novelku”,vivi,erasa bersalah.
”tak apa vivi aku tak marah padamu,aku bangga memiliki sahabat sepertimu,kemana saja kamu selama ini vi?”,Tanya xesta heran karena selama ini vivi menghilang dan tak pernah menemuinya lagi.
” aku menulis novel xesta..”,vivi tersenyum.
“Bagaimana keaadaan keluargamu?”,Tanya xesta.
” mereka baik-baik saja,ibu ke bali,ayah pergi keluar kota aku pun hampir tak pernah bertemu dengan mereka”,jawab vivi dengan rasa sedih.
” Setidanya kau masih bisa sesekali melihat mereka,sedangkan aku tak dapat bertemu dengan ayah lagi,dan jika ingin menemui ibu pasti aku akan di bunuhnya”,potong ku, mereka berdua terdiam sejenak,tak terasa air berjatuhan dari pipinya,lalu dia menyeka tangisannya, tak lama kemudian vivi berpamitan untuk pergi.
“ xesta maaf aku harus segera pergi,besok aku akan kesini lagi,hari ini aku harus menyelesaikan terlebih dahulu urusanku,jangan lupa makan oke!”,kata vivi yang berpamitan kemudian vivi meninggalkan xesta sendirian.
Tak lama kemudian xesta masuk ke dalam panti asuhan,dia sangat terkejut karena di dalam panti asuhan sudah sangat ramai dengan anak-anak panti asuhan yang memkai topi ulang tahun dank ado yang mereka bawa,kue ulang tahun di atas meja dan mereka semua mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku.
“selamat ulang tahun xesta…..!” serempak anak-anak panti asuhan.
aku sangat terharu baru kali ini pesta ulang tahunku sangatlah meriah,ternyata banyak orang di sekelilingku yang menyayangiku,aku menangis terharu.
“terimaksih atas semuanya..” jawabku terharu melihat semua yang di lakukan anak-anak panti asuhan.
“ayo.. dong kak..,potong kuenya..,aku sudah lapar..”,desak salah satu anaak panti asuhan.
Xesta pun meniup lilin dan berdoa,dalam doanya diateringat akan ibunya, dia memohon semoga semua ini cepat berlalu dan semuanya akan menjadi seperti semula,ibunya kembali menyayanginya dan hidup bahagia dengannya. Lalu xesta memotong kuenya,anak-anak panti asuhan bersorak gembira,tidak lama kemudian ada sebuah reporter satasiun tv yang datnag dan meminta xesta untuk datang keacara reality show tentang novel yang vivi buat,xesta bingung harus berbicara apa,jadi xesta berkata untuk berfikir terlebih dahulu.
“xesta..,sudahlah..,kamu boleh pergi kesana,ceritakan semua,agar tak ada lagi yang mengalami penderitaan sepertimu nak..”, kata ibu panti asuhan menasehati.
“baiklah bu..,saya akan pergi kesana..”,jawab xesta dengan patuh. Kemudian xesta pergi ke acara reality show dia mengenakan pakaian biru muda,dasi putih dan jas hitam,terasa sangat formal,karena dia baru pertama kali di undang oleh acara stasiun tv.
Tak lama kemudian acara reality show pun di mulai kata demi kata sambutan dari pembawa acara telah di ucapkan,banyak sekali penonton yang datang langsung melihat acara ini,mereka sangat antusias ingin mengetahui kebenaran tentang cerita novel itu.
Xesta mulai memperkenalkan dirinya dan menceritakan bahwa itulah kisah yang di alami dalam kehidupannya selama ini,tak ada yang perlu di sesali semua kehendak tuhan tak ada yang tahu,dan tak ada yang mau hidupnya mengalami seperti ini, tapi ini takdir dan apapun yang kamu alami seberapa apapun jahatnya kedua orangtuamu mereka pasti masih mempunyai rasa sayangnya kepada kita apapun kesalahan mereka kita sebagai anak haruslah tetap berbakti kepadanya karena jika tidak ada mereka kita tak mungkin bisa lahir kedunia ini dan merasakan apa artinya sebuah kehidupan.
Pada akhirnya semua berjalan bahagia ibu xesta menyadari kesalahannya dan sangat terharu atas kata-katanya,vivi menjadi seorang novelis yang menceritakan tentang semua kisah anak-anak yang terlantar,tere dia mendapatkan anggota keluarga baru karena paman dan bibinya mendapatkan anak baru,anak-anak panti asuhan pun satu persatu pergi mereka mendapatkan ibu dan ayah baru yang menyayangi mereka, semua ini yang harus kita ingat bahwa apapun yang terjadi kepada kita,kita harus terus berfikiran positif tak ada satu pun hal yang tak ada keberkahan di dalamnya,sekalipun keberkahan itu ada di dalam lubang semut kita tak akan pernah tau apa yang akan terjadi pada kita nanti.
  “TAMAT”
By : AULIA TANJUNG KULON


Komentar

Posting Komentar